This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 08 Oktober 2011

MAULID AL-BARZANJI

Manaqib Syekh Jakfar Al Barzanji Pengarang Maulid Barzanji (Part 1)


i
Rate This
Quantcast
Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar. Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak. Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya. Syaikh Ja’far Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi saw. Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah. Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a. Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah. Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri. Syaikh Ja’far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau. Historisitas Al-Barzanji tidak dapat dipisahkan dengan momentum besar perihal peringatan maulid Nabi Muhammad saw untuk yang pertama kali. Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad saw pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita mengenal itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual. Adalah Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi -dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub- katakanlah dia setingkat Gubernur. Meskipun Salahuddin bukan orang Arab melainkan berasal dari suku Kurdi, pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal. Sebenarnya hal itu bukan gagasan murni Salahuddin, melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi yang menjadi Atabeg (setingkat Bupati) di Irbil, Suriah Utara. Untuk mengimbangi maraknya peringatan Natal oleh umat Nasrani, Muzaffaruddin di istananya sering menyelenggarakan peringatan maulid nabi, cuma perayaannya bersifat lokal dan tidak setiap tahun. Adapun Salahuddin ingin agar perayaan maulid nabi menjadi tradisi bagi umat Islam di seluruh dunia dengan tujuan meningkatkan semangat juang, bukan sekadar perayaan ulang tahun biasa. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata Khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H / 1183 M, Salahuddin sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 / 1184 M tanggal 12 Rabiul Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam. Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Salah satu kegiatan yang di prakarsai oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini. Kitab Al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dan meningkatkan gairah umat. Dalam kitab itu riwayat Nabi saw dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa (nasr) dan kasidah yang sangat menarik. Secara garis besar, paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut:
  1. Sislilah Nabi adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kitab bin Murrah bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Nizar bin Maiad bin Adnan.
  2. Pada masa kecil banyak kelihatan luar biasa pada dirinya.
  3. Berniaga ke Syam (Suraih) ikut pamannya ketika masih berusia 12 tahun.
  4. Menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun.
  5. Diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, dan mulai menyiarkan agama sejak saat itu hingga umur 62 tahun. Rasulullah meninggal di Madinah setelah dakwahnya dianggap telah sempurna oleh Allah SWT.
Dalam Barzanji diceritakan bahwa kelahiran kekasih Allah ini ditandai dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi saat itu, sebagai genderang tentang kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah pilihan Allah. Saat Nabi Muhammad dilahirkan tangannya menyentuh lantai dan kepalanya mendongak ke arah langit, dalam riwayat yang lain dikisahkan Muhammad dilahirkan langsung bersujud, pada saat yang bersamaan itu pula istana Raja Kisrawiyah retak terguncang hingga empat belas berandanya terjatuh. Maka, Kerajaan Kisra pun porak poranda. Bahkan, dengan lahirnya Nabi Muhammad ke muka bumi mampu memadamkan api sesembahan Kerajaan Persi yang diyakini tak bisa dipadamkan oleh siapapun selama ribuan tahun. Keagungan akhlaknya tergambarkan dalam setiap prilaku beliau sehari-hari. Sekitar umur tiga puluh lima tahun, beliau mampu mendamaikan beberapa kabilah dalam hal peletakan batu Hajar Aswad di Ka’bah. Di tengah masing-masing kabilah yang bersitegang mengaku dirinya yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Rasulullah tampil justru tidak mengutamakan dirinya sendiri, melainkan bersikap akomodatif dengan meminta kepada setiap kabilah untuk memegang setiap ujung sorban yang ia letakan di atasnya Hajar Aswad. Keempat perwakilan kabilah itu pun lalu mengangkat sorban berisi Hajar Aswad, dan Rasulullah kemudian mengambilnya lalu meletakkannya di Ka’bah. Kisah lain yang juga bisa dijadikan teladan adalah pada suatu pengajian seorang sahabat datang terlambat, lalu ia tidak mendapati ruang kosong untuk duduk. Bahkan, ia minta kepada sahabat yang lain untuk menggeser tempat duduknya, namun tak ada satu pun yang mau. Di tengah kebingungannya, Rasulullah saw memanggil sahabat tersebut dan memintanya duduk di sampingnya.. Tidak hanya itu, Rasul kemudian melipat sorbannya lalu memberikannya pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Melihat keagungan akhlak Nabi Muhammad, sahabat tersebut dengan berlinangan air mata lalu menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk, tetapi justru mencium sorban Nabi Muhammad saw tersebut. Bacaan shalawat dan pujian kepada Rasulullah bergema saat kita membacakan Barzanji di acara peringatan maulid Nabi Mauhammad saw, Ya Nabi salâm ‘alaika, Ya Rasûl salâm ‘alaika, Ya Habîb salâm ‘alaika, ShalawatulLâh ‘alaika… (Wahai Nabi salam untukmu, Wahai Rasul salam untukmu, Wahai Kekasih salam untukmu, Shalawat Allah kepadamu…) Kemudian, apa tujuan dari peringatan maulid Nabi dan bacaan shalawat serta pujian kepada Rasulullah? Dr. Sa’id Ramadlan Al-Bûthi menulis dalam Kitab Fiqh Al-Sîrah Al-Nabawiyyah: “Tujuannya tidak hanya untuk sekedar mengetahui perjalanan Nabi dari sisi sejarah saja. Tapi, agar kita mau melakukan tindakan aplikatif yang menggambarkan hakikat Islam yang paripurna dengan mencontoh Nabi Muhammad saw.” Sarjana Jerman peneliti Islam, Annemarie Schimmel dalam bukunya, Dan Muhammad adalah Utusan Allah: Penghormatan terhadap Nabi saw dalam Islam (1991), , menerangkan bahwa teks asli karangan Ja’far Al-Barzanji, dalam bahasa Arab, sebetulnya berbentuk prosa. Namun, para penyair kemudian mengolah kembali teks itu menjadi untaian syair, sebentuk eulogy bagi Sang Nabi. Pancaran kharisma Nabi Muhammad saw terpantul pula dalam sejumlah puisi, yang termasyhur: Seuntai gita untuk pribadi utama, yang didendangkan dari masa ke masa. Untaian syair itulah yang tersebar ke berbagai negeri di Asia dan Afrika, tak terkecuali Indonesia. Tidak tertinggal oleh umat Islam penutur bahasa Swahili di Afrika atau penutur bahasa Urdu di India, kita pun dapat membaca versi bahasa Indonesia dari syair itu, meski kekuatan puitis yang terkandung dalam bahasa Arab kiranya belum sepenuhnya terwadahi dalam bahasa kita sejauh ini. Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa karya Ja’far Al-Barzanji merupakan biografi puitis Nabi Muhammad saw. Dalam garis besarnya, karya ini terbagi dua: ‘Natsar’ dan ‘Nadhom’. Bagian Natsar terdiri atas 19 sub bagian yang memuat 355 untaian syair, dengan mengolah bunyi “ah” pada tiap-tiap rima akhir. Seluruhnya menurutkan riwayat Nabi Muhammad saw, mulai dari saat-saat menjelang beliau dilahirkan hingga masa-masa tatkala paduka mendapat tugas kenabian. Sementara, bagian Nadhom terdiri atas 16 sub bagian yang memuat 205 untaian syair, dengan mengolah rima akhir “nun”. Dalam untaian prosa lirik atau sajak prosaik itu, terasa betul adanya keterpukauan sang penyair oleh sosok dan akhlak Sang Nabi. Dalam bagian Nadhom misalnya, antara lain diungkapkan sapaan kepada Nabi pujaan” Engkau mentari, Engkau rebulan dan Engkau cahaya di atas cahaya“. Di antara idiom-idiom yang terdapat dalam karya ini, banyak yang dipungut dari alam raya seperti matahari, bulan, purnama, cahaya, satwa, batu, dan lain-lain. Idiom-idiom seperti itu diolah sedemikian rupa, bahkan disenyawakan dengan shalawat dan doa, sehingga melahirkan sejumlah besar metafor yang gemilang. Silsilah Sang Nabi sendiri, misalnya, dilukiskan sebagai “Untaian Mutiara”. Betapapun, kita dapat melihat teks seperti ini sebagai tutur kata yang lahir dari perspektif penyair. Pokok-pokok tuturannya sendiri, terutama menyangkut riwayat Sang Nabi, terasa berpegang erat pada Alquran, hadist, dan sirah nabawiyyah. Sang penyair kemudian mencurahkan kembali rincian kejadian dalam sejarah ke dalam wadah puisi, diperkaya dengan imajinasi puitis, sehingga pembaca dapat merasakan madah yang indah. Salah satu hal yang mengagumkan sehubungan dengan karya Ja’far Al-Barzanji adalah kenyataan bahwa karya tulis ini tidak berhenti pada fungsinya sebagai bahan bacaan. Dengan segala potensinya, karya ini kiranya telah ikut membentuk tradisi dan mengembangkan kebudayaan sehubungan dengan cara umat Islam diberbagai negeri menghormati sosok dan perjuangan Nabi Muhammad saw. Kitab Maulid Al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh Al-’Allaamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad yang terkenal dengan panggilan Ba`ilisy yang wafat tahun 1299 H dengan satu syarah yang memadai, cukup elok dan bermanfaat yang dinamakan ‘Al-Qawl Al-Munji ‘ala Mawlid Al-Barzanji’ yang telah banyak kali diulang cetaknya di Mesir. Di samping itu, telah disyarahkan pula oleh para ulama kenamaan umat ini. Antara yang masyhur mensyarahkannya ialah Syaikh Muhammad bin Ahmad ‘Ilyisy Al-Maaliki Al-’Asy’ari Asy-Syadzili Al-Azhari dengan kitab ’Al-Qawl Al-Munji ‘ala Maulid Al-Barzanji’. Beliau ini adalah seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermazhab Maliki lagi Asy`ari dan menjalankan Thoriqah Asy-Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H / 1802M dan wafat pada tahun 1299 H / 1882M. Ulama kita kelahiran Banten, Pulau Jawa, yang terkenal sebagai ulama dan penulis yang produktif dengan banyak karangannya, yaitu Sayyidul Ulamail Hijaz, An-Nawawi Ats-Tsani, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi turut menulis syarah yang lathifah bagi Maulid al-Barzanji dan karangannya itu dinamakannya ‘Madaarijush Shu`uud ila Iktisaail Buruud’. Kemudian, Sayyid Ja’far bin Sayyid Isma`il bin Sayyid Zainal ‘Abidin bin Sayyid Muhammad Al-Hadi bin Sayyid Zain yang merupakan suami kepada satu-satunya anak Sayyid Ja’far al-Barzanji, juga telah menulis syarah bagi Maulid Al-Barzanj tersebut yang dinamakannya ‘Al-Kawkabul Anwar ‘ala ‘Iqdil Jawhar fi Maulidin Nabiyil Azhar’. Sayyid Ja’far ini juga adalah seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif. Beliau juga merupakan seorang Mufti Syafi`iyyah. Karangan-karangan beliau banyak, antaranya: “Syawaahidul Ghufraan ‘ala Jaliyal Ahzan fi Fadhaail Ramadhan”, “Mashaabiihul Ghurar ‘ala Jaliyal Kadar” dan “Taajul Ibtihaaj ‘ala Dhauil Wahhaaj fi Israa` wal Mi’raaj”. Beliau juga telah menulis sebuah manaqib yang menceritakan perjalanan hidup dan ketinggian nendanya Sayyid Ja’far Al-Barzanji dalam kitabnya “Ar-Raudhul A’thar fi Manaqib As-Sayyid Ja’far”. Kitab Al-Barzanji dalam bahasa aslinya (Arab) dibacakan dalam berbagai macam lagu; rekby (dibaca perlahan), hejas (dibaca lebih keras dari rekby ), ras (lebih tinggi dari nadanya dengan irama yang beraneka ragam), husein (memebacanya dengan tekanan suara yang tenang), nakwan membaca dengan suara tinggi tapi nadanya sama dengan nada ras, dan masyry, yaitu dilagukan dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan perasaan yang dalam Di berbagai belahan Dunia Islam, syair Barzanji lazimnya dibacakan dalam kesempatan memeringati hari kelahiran Sang Nabi. Dengan mengingat-ingat riwayat Sang Nabi, seraya memanjatkan shalawat serta salam untuknya, orang berharap mendapat berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman. Sudah lazim pula, tak terkecuali di negeri kita, syair Barzanji didendangkan – biasanya, dalam bentuk standing ovation – dikala menyambut bayi yang baru lahir dan mencukur rambutnya. Pada perkembangan berikutnya, pembacaan Barzanji dilakukan di berbagai kesempatan sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, upacara pemberian nama, mencukur rambut bayi, aqiqah, khitanan, pernikahan, syukuran, kematian (haul), serta seseorang yang berangkat haji dan selama berada disana. Ada juga yang hanya membaca Barzanji dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan puncaknya ialah mau’idhah hasanah dari para muballigh atau da’i. Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal kalender hijriyah (Maulud). Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakda Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam. Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’idhah hasanah pada acara temanten dan mauludan. Dalam ‘Madarirushu’ud Syarhul’ Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di hari kiamat.” Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!” Silahkan unduh MP3 Maulid Albarzanji download

MARI SHOLAWAT-WALI BAND

Sholatullah salamullah, ‘ala Thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah, ‘ala Yasin Habibillah
Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
Wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah

Daripada kita pacaran
Lebih baik kita sholawatan
Daripada kita berduaan
Nanti bakal di hasut setan

Awas jangan dekat-dekatan
Kita 'kan belum ada ikatan
Daripada dekat-dekatan
Mending kita sholawatan

Sholatullah salamullah, ‘ala Thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah, ‘ala Yasin Habibillah
Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
Wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah

Bukan aku tak suka padamu
Bukan aku tak mau denganmu
Tapi aku mau liat dulu
Setebal apa imanmu

Sudahlah engkau lupakan
Anggap saja kita ta’arufan
Sudahlah jangan kau pikirkan
Mending kita sholawatan

Sholatullah salamullah, ‘ala Thoha Rasulillah
Sholatullah salamullah, ‘ala Yasin Habibillah
Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
Wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah

LIRIK -YANK

Yang.. Coba kau jujur padaku
Yang.. Foto siapa di dompetmu
Yang... Kok kamu diam begitu
Sayang jawab atau aku pergi sayang

#
Aku tak mau bicara
Sebelum kau cerita semua
Apa maumu, siapa dirinya
Tak betah bila ada yang lain
Jangan hubungi ku lagi
Ini bisa jadi yang terakhir
Aku ngerti kamu
Kau tak ngerti aku
Sekarang atau tak selamanya

Yang.. Jangan kira ku tak tahu
Yang.. Tak mudah kau bodohi ku
Yang... Tolong dengarkanlah aku
Tapi sayang
Masih pantaskah kau kupanggil sayang

Back to #

Salahmu mau bicara
Dan ku akan cerita semua
Apa mauku, siapa dirinya
Karna memang tak ada yang lain
Terus hubungiku lagi
Jangan bilang ini yang terakhir
Aku ngerti kamu
Kamu ngerti aku
Aku sayang kamu selamanya

Back to Reff

LIRIK LAGU POP INDONESIA


Hilang Permataku
Di depan mata engkau gadis yang paling setia
Di depan mata engkau gadis yang berhati mulia
Tak ku bayangkan yang terjadi di balik ini
Tega nian kau menghianati

Hilang permataku hilang harapanku
Yang kupupuk sejak dulu kala
Aku tak mengerti mengapa terjadi
Pada saat aku menderita

Ku tak memuji pribadiku dari yang lain
Aku merasa tak setitik membuat roda
Kasih sayangku kuimpikan abadi selalu
Pedih perih hancurlah hatiku

Hilang permataku hilang harapanku
Yang kupupuk sejak dulu kala
Aku tak mengerti mengapa terjadi
Pada saat aku menderita

BAIK-BAIK SAYANG
Wali Band

Aku tak ingin …. kau menangis bersedih
Sudahi air mata ……. darimu …….
Yang aku ingin ….. arti hadir diriku
Kan menghapus dukamu ….. sayang
Karna bagiku …. kau kehormatanku
Dengarkan ….. dengarkan aku

**)  Hanya satu pintaku ….untukmu dan hidupku
      Baik baik sayang ….   ada aku untukmu
      Hanya satu pintaku …di siang dan malammu
      Baik baik sayang …..  karena aku untukmu

Semua keinginan ….. akan aku lakukan
Sekuat semampuku ….. sayang
Karna bagiku …. kau kehormatanku
Dengarkan …..   dengarkan aku
(kembali ke **)


Isabella
oleh: ST12
Isabella adalah kisah cinta dua dunia
Mengapa kita berjumpa namun akhirnya terpisah
Ooooh oooow ow ow ow

Terbayang lambaiannya saatku terbakar kehangatan
Dunia dipenuhi warna berseri bunga cinta
Kita yang terlena hingga musim berubah
Mentari menyepi menyalakan api cinta
Reff:
Dia isabella, lambang cinta dan prahara
Terpisah karena adat yang berbeda
Cinta gugur bersama daun-daun kekeringan

Haluan hidupku terpisah dengan Isabella
Terbayang lambaiannya saatku terbakar kehangatan
Siang jadi hilang ditelan kegelapan malam
Alam yang terpisah melenyapkan sebuah kisah


Hati Yang Luka
By :  Obbie Mesakh
Berulang kali aku mencoba
Slalu untuk mengalah
Demi keutuhan kita berdua
Walau kadang sakit Lihatlah tanda merah di pipi
Bekas gampar tanganmu
Sering kau lakukan bila kau marah Menutupi salahmu
Pulangkan saja aku pada ibuku Atau ayahku
Dulu segenggam emas kau pinang aku
Dulu bersumpah janji di depan saksi Uwo..uwo..
Namun semua tinggal cerita Ditelan duka.. uwo uwo..
Namun semua tinggal der


Gelas Gelas Kaca

By : Nia Daniati
Gelas-gelas kaca
Tunjukkan padaku siapa diriku ini
Ayah aku tak punya ibupun tak punya
Siapapun aku tak punya
Hanya air mata
Yang s'lalu bercerita kepadaku

Gelas-gelas kaca
Bunyikan suara dimanakah aku ini
Sepi yang mencekam menusuk hatiku
Kemana aku melangkahkan
Aku ingin pulang
Ke pangkuan ibuku selamanya

Mataku terpejam hatipun menangis
Menantikan dirimu
Malam yang berlalu tak pernah tersenyum
Mengantarkan tidurku
Gelas-gelas kaca, berikan aku cerita..
Gelas-gelas kaca, dimanakah ayah bunda..

Gelas-gelas kaca
Bunyikan suara dimanakah aku ini
Sepi yang mencekam menusuk hatiku
Kemana aku melangkahkan
Aku ingin pulang
Ke pangkuan ibuku selamanya

Mataku terpejam hatipun menangis
Menantikan dirimu
Malam yang berlalu tak pernah tersenyum
Mengantarkan tidurku
Gelas-gelas kaca, berikan aku cerita..
Gelas-gelas kaca, dimanakah ayah bunda..
Gelas-gelas kaca tunjukkanlah kepadaku..
Gelas-gelas kaca, dimanakah ayah bunda..


Hati Seorang Wanita

Malam ini ku sendiri
Sendiri lagi..
Kurasakan sepinya hati
Kurasakan pedihnya hati
Luka dalam dada

Titik-titik air mata
Jatuh menetes basah di pipi
Sirnalah sudah angan-anganku
Dan mimpiku...

Kau bercumbu di depan mataku
Kau rayu dia dalam dekapmu
Tak tertahan sakitnya hatiku
Gelap kurasakan dunia oh..

Apa daya diri ini
Memanglah nasib seorang wanita
Hanyalah tangis dan airmata
Tumpuan duka

Demi Masa

Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Yang beriman dan beramal saleh
Ah...

Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Nasihat kepada kebenaran dan kesabaran
Ah...

Gunakan kesempatan yang masih diberi
Moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan
Kerna ia takkan kembali

Ingat lima perkara, sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua, kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit

Hidup sebelum mati
Demi masa...
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan...
Yang beriman dan beramal saleh
Ah...

Damba Cinta Mu

Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku maafkanlah kejahilan hambaMu

Ku sering melanggar laranganMu
Dalam sedar ataupun tidak
Ku sering meninggalkan suruhanMu
Walau sedar aku milikMu

Bilakah diri ini kan kembali
Kepada fitrah sebenar
Pagi ku ingat petang ku alpa

Begitulah silih berganti

Oh Tuhanku Kau pimpinlah diri ini
Yang mendamba cintaMu
Aku lemah aku jahil
Tanpa pimpinan dariMu

Ku sering berjanji depanMu
Sering jua ku memungkiri
Ku pernah menangis keranaMu
Kemudian ketawa semula

Kau Pengasih Kau Penyayang Kau Pengampun
Kepada hamba-hambaMu
Selangkah ku kepadaMu
Seribu langkah Kau pada ku

Tuhan diri ini tidak layak ke syurga Mu
Tapi tidak pula aku sanggup ke neraka Mu

Ku takut kepadaMu
Ku harap jua padaMu
Moga ku kan selamat dunia akhirat
Seperti rasul dan sahabat

Sajadah Panjang

Ada sajadah panjang terbentang
Dari kain yang ....
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Diatas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan lepas kering hamba
Mengingat dikau sepenuhnya


Para Pencarimu
By : Ungu

Para Pencarimu

Menjalani hitam putih itu membuatku mengerti
Arti hadir-Mu dalam setiap langkah-langkahku berarti

Melewati setiap detik waktuku bersama takdirmu
Membuatku mengerti hanyalah pada-Mu ku kembali

Ku bersujud kepada-Mu memohon ampunan-Mu
Adakah jalan untukku tuk kembali pada-Mu

Akulah para pencari-Mu ya Allah
Akulah yang merindukan-Mu ya rabbi
Tunjukkan ku jalan yang lurus
Tempat kutambatkan langkahku

Akulah para pencari-Mu
Akulah yang merindukan-Mu ya rabbi
Hanya di jalan-Mu ya Allah
Tempatku pasrahkan hidupku

Ku bersujud kepada-Mu memohon ampunan-Mu
Adakah jalan untukku tuk kembali pada-Mu

Akulah para pencari-Mu ya Allah
Akulah yang merindukan-Mu ya rabbi
Tunjukkan ku jalan yang lurus
Tempat kutambatkan langkahku

Akulah para pencari-Mu
Akulah yang merindukan-Mu ya rabbi
Hanya di jalan-Mu ya Allah
Tempatku pasrahkan hidupku


Dengan Nafasmu

[*]
Izinkan ku ucap kata taubat
Sebelum Kau memanggilku
Kembali pada-mu, menutup waktuku

Izinkan ku serukan nama-Mu
Sebelum nyawa dalam tubuhku
Kau ambil, kembali pada-MU

[**]
Karna ku tahu, hanyalah pada diri-Mu
Tempatku mengadu, tempatku mengeluh
Di dalam do'aku

[***]
Dan demi nafas yang telah kau hembuskan dalam kehidupanku
Ku berjanji, ku akan menjadi yang terbaik
Menjalankan segala perintah-Mu, menjauhi segala larangan-Mu
adalah sebaris do'a ku untuk-Mu


Dengan Menyebut Nama Allah
By : Gigi
[Original by Dwiki Dharmawan]

Dengan menyebut nama allah
Jalani hidupmu
Yakinkan niatmu
Jangan pernah ragu

Dengan menyebut nama allah
Bulatkan tekadmu
Menempuh nasibmu
Kemanapun menuju

Chorus:
Serahkanlah hidup dan matimu
Serahkanlah pada allah semata
Serahkanlah duka gembiramu
Agar damai
Senantiasa hidupmu

Astaghfirullah
By : Marshanda

Astaghfirullah rabba baraiya
Astaghfirullah mina khataiya

Ya illahi ya tuhanku
Ampunilah dosa dosaku
Aku rindukan kehadiranmu
Sepanjang jalan hayat hidupku
Tiada berharap hanya darimu

Bila Waktu Tlah Berakhir

Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yg sementara
Bagaimanakah bila semua hilang dan pergi
Meninggalkan dirimu

Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masikah ada jalan bagimu untuk kembali
Mengulangkan masa lalu

Dunia dipenuhi dengan hiasan
Semua dan segala yg ada akan
Kembali padanya
Bila waktu tlah memenggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tingallah sepi

Tombo Ati
By : Opick

Tombo ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco qur'an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi gusti allah njembatani
[2x]

Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama, baca qur'an dan maknanya
Yang kedua, sholat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpullah dng orang sholeh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima, dzikir malam perpanjanglah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga gusti Allah mencu
bukan hanya sekedar penghibur
diriku ini sayang
bukan pula sekedar pelepas
rindumu oh sayang
sakit hatiku
kau buat begini

kau datang dan pergi
sesuka hatimu
ooh..kejamnya dikau
teganya dikau padaku
kau pergi dan datang
sesukan hatimu
ooh...sakitnya hati
bencinya hati padamu

sakitnya hati ini
namun aku rindu...
bencinya hati ini
tapi aku rindu


BIMBO – DIDALAM RINDUNYA AKU
Sejak kau tuliskan cintamu kasih
Sungai yang kering berombak kembali
Menyusuri liku bumimu
Ke dasar samudera hatimu

Sejak kau hadirkan cintamu kasih
Ku bertanya pada bumi dan langit
Haruskah kuturuti rindu dendam
Dalam angan-angan

Reff :
Di dalam rindunya aku
Barangkali engkau yang tahu
Gejolak hati yang bisu
Menantimu

Di dalam rindunya aku
Hanya angin yang bercumbu
Bukankan sewaktu-waktu
Engkau milikku

Sejak putuskan cintamu kasih
Beribu lembar kertas kutulisi
Kuterbangkan dalam anganmu
Menaburkan kasih padamu


Bukit Berbunga

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More